Breakingnewsjabar.com – BANDUNG | Prestasi membanggakan kembali diraih tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Mereka adalah Rubens Setiawan (Meteorologi, 2021), Annisa Edi Setiyani (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021), dan Nazwa Shafira Halwa Syah Putri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021), yang sukses meraih juara 1 pada Rebana Metropolitan Development Challenge 2024. Kompetisi ini diselenggarakan di Linggarjati pada Jumat (22/11/2024).
Rebana Metropolitan Development Challenge 2024 adalah kompetisi nasional yang mengundang mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk mengajukan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim sekaligus menciptakan kota layak huni di Kawasan Metropolitan Rebana, timur laut Provinsi Jawa Barat. Setiap tim diwajibkan mengumpulkan esai dan presentasi sebagai bagian dari proses seleksi. Dari puluhan tim peserta yang berpartisipasi, tim ITB meraih juara pertama, menunjukkan keunggulan dalam ide yang dibawakan serta dan eksekusi yang baik.
Ketertarikan tim mengikuti kompetisi ini didasarkan pada tema perlombaan yang sangat relevan dengan kolaborasi lintas disiplin antara meteorologi dan perencanaan wilayah dan kota.
“Kompetisi ini memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi bagaimana perubahan iklim dapat mengancam kelayakhunian suatu kota dan menawarkan alternatif solusi yang inovatif. Dengan kolaborasi antar bidang keilmuan, kami merumuskan strategi yang komprehensif untuk menghadapi tantangan tersebut,” kata Nazwa.
Dengan gagasan berjudul “Integrating Rainwater Harvesting into Blue-Green Infrastructure: A Sustainable Approach for Water Scarcity in Rebana Metropolitan”, mereka mengembangkan sistem rain water harvesting di kantor pemerintah serta rumah-rumah warga untuk meningkatkan suplai air yang diprediksi akan semakin menipis di masa mendatang karena tingginya pengembangan kawasan industri serta perubahan iklim.
“Hasil studi literatur menunjukkan bahwa Kawasan Metropolitan Rebana rentan terhadap kekeringan, terutama di musim kemarau yang diproyeksikan akan mengalami hingga 73 hari kering berturut-turut, sesuai model CMIP6 dari IPCC tahun 2021. Setelah itu, kami melakukan pemodelan peningkatan permintaan air hingga 2050 dan menemukan potensi defisit mulai 2034. Berdasarkan temuan ini, kami mengusulkan solusi rainwater harvesting yang dapat menambah suplai air hingga 12% dan memperlambat defisit hingga 2042,” Ujar Rubens.
Tim turut membagikan tip sukses dalam presentasi kepada mahasiswa lain yang berminat mengikuti kompetisi serupa.
“Mengingat kompetisi ini menggunakan bahasa Inggris, kami berlatih intensif untuk menguasai alur dan pelafalan. Salah satu cara yang dilakukan adalah menonton video edukasi, seperti dari MetOfficeUK, untuk sekaligus mempelajari aksen British. Selain itu, tata letak presentasi juga sangat penting untuk memastikan desainnya mudah dibaca, jelas, dan langsung menyampaikan inti gagasan tanpa terlalu bertele-tele,” kata Annisa.
Sumber : itb.ac.id