Breakingnewsjabar.com – TASIKMALAYA | Jalur Gentong Tasikmalaya yang mengarah ke Bandung terpantau sempat macet parah pada siang hari menjelang sore, Jumat (4/4/2025). Hingga pukul 14.00 WIB, tercatat sebanyak 49.660 kendaraan melintas menuju Bandung .
Berdasarkan pantauan iNews Media Group , kepadatan terjadi sekira pukul 11.55 WIB hingga sore hari ini . Mobil dan bus hanya bisa berjalan merayap dengan rata-rata kecepatan 10 km/jam .
Meski begitu, pihak kepolisian terus berupaya untuk menguras kemacetan. Salah satunya adalah dengan menerapkan skema one way sepenggal di Jalur Gentong Tasikmalaya beberapa saat.
Selain itu, patroli dengan motor juga digencarkan untuk mengetahui simpul-simpul kepadatan. Ada pun, kepadatan ini terjadi karena meningkatnya volume kendaraan empat hari pasca-Lebaran 2025.
Kendaraan yang melintas disinyalir merupakan pemudik yang kembali ke Bandung atau Jabodetabek dari kampung halamannya. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 49.660 kendaraan melintas di Jalur Gentong hingga pukul 14.00 WIB .
Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor dan mobil yang mengarah ke Bandung. Sebanyak 27.615 motor yang melewati ruas ini, kemudian disusul dengan 21.459 mobil , 248 mobil sedang , dan 338 mobil besar .
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi sebelumnya sudah memprediksi kepadatan akan terjadi menjelang sore hari. Menurutnya, volume kendaraan yang melintas tercampur antara wisatawan dan arus balik.
“Jadi kemungkinan untuk volume kendaraan yang akan kembali nantinya di sore hari itu akan bercampur dengan kendaraan yang di luar wilayah hukum yang melaksanakan arus balik,” tutur Faruk.
Untuk mengurai kemacetan, pihak kepolisian tidak hanya menerapkan skema one way sepenggal , tetapi juga melakukan pengaturan lalu lintas secara manual di titik-titik rawan macet. Salah satu lokasi yang menjadi fokus pengaturan adalah persimpangan Gentong yang sering kali menjadi penyebab kemacetan akibat keluar-masuknya kendaraan dari jalur alternatif.
“Kami juga menyiagakan petugas di setiap posko pengamanan untuk membantu mengarahkan kendaraan, terutama di titik-titik rawan kemacetan seperti pertigaan dan persimpangan,” kata AKBP Faruk.
Selain itu, kepolisian bekerja sama dengan Dinas Perhubungan setempat untuk memberikan informasi real-time kepada pengguna jalan melalui aplikasi navigasi dan media sosial. Hal ini bertujuan agar pengguna jalan dapat memilih rute alternatif jika terjadi penumpukan kendaraan di Jalur Gentong.
“Kami imbau masyarakat untuk selalu memantau kondisi lalu lintas melalui aplikasi resmi atau media sosial kami. Ini penting agar mereka bisa menghindari titik-titik kemacetan,” tambahnya.
Menurut AKBP Faruk, salah satu penyebab utama kepadatan di Jalur Gentong adalah percampuran antara arus balik Lebaran dan wisatawan lokal yang hendak mengunjungi tempat-tempat wisata di Bandung Raya. Banyak wisatawan dari Tasikmalaya, Garut, dan sekitarnya yang memanfaatkan momen libur panjang untuk berlibur, sehingga menambah volume kendaraan di jalur tersebut.
“Selain pemudik yang kembali ke Bandung atau Jabodetabek, ada juga wisatawan lokal yang ingin menikmati liburan di Bandung. Ini yang membuat volume kendaraan meningkat signifikan,” ujarnya.
Selain itu, kondisi geografis Jalur Gentong yang berkelok-kelok dan memiliki tanjakan serta turunan curam juga menjadi faktor pendukung kemacetan. Kondisi ini membuat kendaraan besar seperti truk dan bus harus melaju dengan kecepatan rendah, sehingga memperlambat laju kendaraan lain di belakangnya.
Polres Tasikmalaya Kota mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk tetap bersabar dan mematuhi aturan lalu lintas selama melintasi Jalur Gentong. Pengemudi diimbau untuk menjaga jarak aman, tidak memaksakan diri berkendara jika lelah, serta memanfaatkan rest area yang tersedia.
“Kami juga mengimbau agar pengguna jalan tidak sembarangan parkir di bahu jalan atau memotong antrean, karena hal ini justru akan memperparah kemacetan,” tegas AKBP Faruk.
Bagi pemudik yang ingin menghindari kemacetan di Jalur Gentong, polisi menyarankan untuk menggunakan jalur alternatif seperti Ciganea-Cilawu atau Nagrak-Cikajang . Meskipun lebih panjang, jalur alternatif ini relatif lebih lancar dibandingkan Jalur Gentong.
Dengan langkah-langkah antisipasi yang telah dilakukan, pihak kepolisian berharap kemacetan di Jalur Gentong dapat segera terurai dan para pemudik dapat melanjutkan perjalanan dengan aman dan nyaman. Sinergi antara aparat kepolisian, Dinas Perhubungan, dan masyarakat dinilai menjadi kunci utama dalam menghadapi situasi arus balik yang padat.
“Kami akan terus memantau kondisi lalu lintas hingga puncak arus balik selesai. Semoga semua pemudik dapat sampai di tujuan dengan selamat,” tutup AKBP Faruk.