Kabupaten Bandung – Debat kedua Pilbup Bandung 2024 digelar di Hotel Sutan Raja, Soreang, Rabu (20/11/2024) malam. Debat ini diikuti pasangan nomor 1 Sahrul Gunawan-Gun Gun Gunawan serta Paslon nomor 2 Dadang Supriatna dan Ali Syakieb.
Dalam debat, kedua pasangan saling beradu gagasan mengenai radikalisme. Calon Wakil Bupati nomor urut 2, Ali Syakieb menegaskan pentingnya aktivitas pencegahan radikalisme dan intoleransi, terutama di kalangan generasi muda. Ia menyebut, selama masa kepemimpinan Dadang Supriatna telah banyak melaksanakan program untuk memperkuat pendidikan Pancasila di tingkat sekolah dasar.
“Kang DS selama memimpin 3,5 tahun sudah banyak program yang memperkuat pendidikan Pancasila di kalangan murid sekolah dasar (SD),” ujar Ali.
Ali juga mengungkapkan Dadang Supriatna telah menjalankan program intensif untuk para guru ngaji sebagai salah satu strategi mencegah radikalisme.
“Selain itu, Kang Dadang juga sudah menjalankan program intensif guru ngaji, hal itu juga meningkatkan penjaga dari para guru agar paham radikalisme tidak mudah terakses oleh generasi muda,” katanya.
Dadang Supriatna menambahkan selama ini ia bekerja sama dengan TNI-Polri dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme. Ke depan, ia berencana memperkuat pendidikan karakter melalui pendekatan yang lebih sistematis.
“Intoleransi itu salah satu paham yang sudah disepakati untuk diberantas. Kita tinggal mengaktifkan dan memperkuat pendidikan Pancasila, saya meyakini jika itu diperkuat maka Radikalisme tidak akam terjadi,” kata Dadang.
Sementara itu, Calon Bupati nomor urut 1, Sahrul Gunawan, menilai radikalisme berakar pada permasalahan ekonomi. Ia mengkritik program Dadang Supriatna terkait pemberantasan bank emok (praktik rentenir).
“Radikalisme dan intoleransi akarnya adalah ekonomi, kami akan memperkuat ekonomi bukan sekedar memberantas bank emok,” tegas Sahrul.
Selain itu, Sahrul menekankan pentingnya mengoptimalkan peran pesantren sebagai pusat pendidikan dan benteng nilai-nilai moderasi beragama. Menurutnya, pesantren yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bandung memiliki potensi besar dalam menangkal paham radikalisme.
“Pesantren hampir setiap titik ada di Kabupaten Bandung, kita bisa mengaktifkan itu,” pungkasnya.