Breakingewsjabar.com – BANDUNG | PT Jaswita Jabar angkat bicara terkait tuduhan alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang. Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti perubahan fungsi lahan menjadi area rekreasi sebagai faktor pemicu bencana tersebut.
Direktur PT Jaswita Jabar, Wahyu Nugroho, mengonfirmasi bahwa area rekreasi yang dimaksud oleh Dedi Mulyadi adalah Wisata Hibisc Fantasy di kawasan Puncak Bogor. Menurut Wahyu, wisata tersebut dikelola oleh anak perusahaan PT Jaswita Jabar, yakni Jaswita Lestari Jaya (JLJ), yang bekerja sama dengan mitra dan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII).
“Obyek wisata tersebut dikelola oleh Jaswita Lestari Jaya (anak perusahaan Jaswita Jabar) bekerja sama dengan mitranya dan PTPN 8,” kata Wahyu saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (5/3/2025).
Menanggapi pernyataan Dedi Mulyadi yang menyebut ada ‘peran’ dari Jaswita dalam bencana di Bogor, Wahyu menjelaskan bahwa PT Jaswita Jabar sebelumnya telah memperingatkan JLJ untuk mematuhi aturan yang berlaku. Hal ini dilakukan ketika kehadiran Wisata Hibisc Fantasy pada tahun 2024 lalu sempat menuai polemik.
“Pada prinsipnya, Jaswita Jabar akan menindaklanjuti arahan Pak Gubernur dengan memperingatkan anak perusahaan,” ujarnya. “Sebenarnya Jaswita juga sudah memperingatkan JLJ untuk mematuhi peraturan (termasuk dari Pemkab Bogor) pada saat isu Hibisc muncul di tahun 2024,” tambah Wahyu.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menyoroti masalah alih fungsi lahan sebagai salah satu penyebab bencana alam di Bogor. Berdasarkan informasi dari Bupati Bogor Rudy Sismanto, salah satu faktor penyumbatan sungai yang memicu luapan air berasal dari aktivitas pembangunan sarana rekreasi di kawasan tersebut, termasuk yang dikelola oleh salah satu BUMD Jawa Barat, PT Jaswita.
“Oh iya, saya ngomong aja terus terang. Di situ (Bogor) kan ada Jaswita, Jaswita itu membangun sarana rekreasi di Puncak,” kata Dedi Mulyadi, Senin (3/2/2025). “Berdasarkan keterangan dari Bupati Bogor tadi, ada salah satu, apa namanya, pionnya, kubahnya, atau apa namanya, kemudian terjatuh masuk ke sungai, kemudian menyumbat dan kemudian menjadi luapan air. Itu berdasarkan keterangan Bupati Bogor tadi ketika ngomong di telepon dengan saya,” tegasnya.
Politikus Gerindra ini menegaskan akan meninjau langsung kondisi di Bogor bersama Menteri Lingkungan Hidup pada Kamis (6/3/2025). Jika ditemukan pelanggaran, Dedi Mulyadi memastikan akan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang terlibat.
“Nah ini yang harus segera dilihat dan dibenahi, karena hari Kamis saya bersama Menteri Lingkungan Hidup akan menginspeksi. Kemudian nanti mengambil keputusan-keputusan penting,” ucapnya. “Kalau saya sebagai gubernur, kalau areal itu ternyata mengurangi daya resapan air dan menimbulkan bencana, nggak ada masalah kok dievaluasi. Swasta juga harus berani evaluasi. Mana yang lebih didulukan, keselamatan warga atau hanya sekedar kesenangan hanya beberapa orang, keselamatan warga lebih utama dari apapun,” pungkasnya.