Breakingnewsjabar.com – JAKARTA | Penerapan skema rekayasa lalu lintas one way atau satu arah mulai diberlakukan pada Jumat pagi (28/3) untuk mengatasi lonjakan volume kendaraan selama arus mudik Lebaran. Skema ini berlaku dari Km 70 Tol Cikampek Utama hingga Km 414 Tol Kalikangkung.
Acara seremonial pembukaan rekayasa lalu lintas ini dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, bersama Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Ahmad Dofiri, di KM 71 Cikampek Utama. Turut hadir Direktur Penegakan Hukum Korps Lalu Lintas Polri (Dirgakkum Korlantas Polri), Brigjen Pol Raden Slamet Santoso.
Menhub menjelaskan bahwa penerapan one way nasional dilakukan setelah melihat volume kendaraan yang sudah melebihi kapasitas normal jalan tol.
“Setiap rekayasa lalu lintas memiliki parameter tertentu, dan untuk jalan tol, parameter tersebut ditetapkan oleh Jasa Marga dan kepolisian,” kata Dudy saat membuka penerapan one way .
Menurut Dudy, keputusan untuk memberlakukan one way didasarkan pada tingginya volume lalu lintas yang terjadi di jalan tol, yang diprediksi akan semakin meningkat menjelang puncak arus mudik.
“Saya melihat bahwa dengan rekayasa one way nasional , berarti parameter yang telah ditetapkan oleh kepolisian maupun Jasa Marga sudah terlampaui, sehingga kemudian diberlakukan rekayasa one way nasional ,” tambahnya.
Selain one way , Korlantas Polri dan Jasa Marga juga siap menerapkan skema rekayasa lalu lintas lain seperti contraflow atau ganjil-genap jika diperlukan untuk mengurai kepadatan arus mudik.
“Kemarin juga sudah dilakukan contraflow maupun ganjil-genap berdasarkan parameter masing-masing,” ungkap Menhub.
Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Pol Slamet Santoso, menambahkan bahwa penerapan one way nasional ini merupakan kelanjutan dari skema one way lokal yang telah dimulai sejak kemarin.
“Pemberlakuan ini dilakukan berdasarkan hasil traffic counting dan pengamatan di lapangan. Kami berharap, dengan adanya one way ini, arus mudik dapat berlangsung dengan lancar, aman, dan nyaman,” ujar Dirgakkum.
Brigjen Pol Slamet juga menegaskan bahwa penerapan one way ini bersifat tentatif, artinya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, terutama berdasarkan hasil pengamatan di Km 50. Jika volume kendaraan sudah menurun, pihak berwenang berencana untuk menyesuaikan kembali skema tersebut.
“Kami akan lihat hasil traffic counting di Km 50. Jika parameternya sudah di atas 8.500 kendaraan per jam dan kemudian turun, kami akan koordinasikan lagi untuk pengurangan atau penyesuaian skema lainnya,” tuturnya.
Bagi pemudik yang melewati jalur one way , Dirgakkum mengingatkan adanya perubahan aturan penggunaan lajur.
“Lajur kiri akan digunakan untuk kendaraan yang lebih lambat, sedangkan lajur kanan untuk kendaraan yang ingin mendahului,” jelasnya.
Pemudik diminta untuk tetap menjaga jarak aman dan beristirahat di rest area jika merasa lelah. Jika rest area penuh, pengemudi dapat keluar tol, beristirahat sejenak, dan kembali masuk tol tanpa biaya tambahan.
“Saat rest area penuh, pengemudi bisa keluar tol, beristirahat sejenak, dan kembali masuk tol tanpa ada biaya tambahan,” kata Brigjen Pol Slamet.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada hari ini, 28 Maret, dengan sekitar 60% pemudik sudah berangkat sejak malam kemarin. Sementara itu, sisanya diperkirakan akan berangkat hingga 30 Maret.
Dirgakkum mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga keselamatan, mengikuti arahan petugas, dan tetap waspada agar selamat sampai tujuan.
Sumber: Divisi Humas Jabar