Breakingnewsjabar.com – Dalam sesi Antalya Diplomacy Forum (ADF) Talk, Presiden Prabowo Subianto menjelaskan filosofi politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan prinsip bebas aktif, netral, dan mengutamakan perdamaian dengan semua pihak. Ia menegaskan bahwa prinsip ini telah menjadi tradisi sejak Indonesia bersama India, Mesir, dan Yugoslavia mendirikan Gerakan Non-Blok.
“Rakyat kami tidak ingin dilibatkan dalam aliansi atau blok apa pun, terutama blok militer. Kami memilih untuk tetap netral,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden juga menyoroti bahwa prinsip netralitas ini selaras dengan filosofi kuno yang diwariskan oleh peradaban Asia. Filosofi ini bahkan telah menjadi panduan utama dalam karier politiknya sejak awal masa kampanye.
“Seribu teman terlalu sedikit. Satu musuh terlalu banyak. Kalimat ini sederhana, namun sulit untuk diwujudkan dalam praktik,” kata Presiden.
Menurutnya, filosofi ini juga menjadi dasar suksesnya perdamaian di kawasan Asia Tenggara melalui pembentukan ASEAN. Presiden Prabowo menekankan bahwa meskipun ada perbedaan di antara negara-negara anggota, ASEAN memilih dialog sebagai solusi daripada konflik.
“Kita memiliki perbedaan, tapi kita lebih memilih diplomasi. Kita cenderung berbicara, berbicara, dan terus berbicara. Kadang-kadang itu membosankan, tetapi jauh lebih baik berbicara daripada bertikai,” ungkap Presiden.
Presiden Prabowo juga menegaskan visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai jembatan dan mediator dalam hubungan internasional, terutama dengan negara-negara besar di dunia. Ia menekankan pentingnya membangun hubungan baik dengan semua kekuatan global demi menciptakan stabilitas dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa salah satu prinsip utama diplomasi Indonesia adalah kebijakan bertetangga baik, yang telah ia tetapkan sejak awal kepemimpinannya.
“Saya ingin menjalin hubungan yang sangat baik dengan semua pihak. Saya ingin menghormati semua kekuatan besar, seperti yang saya harapkan mereka juga menghormati kita,” tegasnya.
Sumber: presidenri.go.id