Brekingnewsjabar.com – BANDUNG | Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Studium Generale, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Rabu (4/12/2024) yang diikuti ratusan mahasiswa secara tatap muka serta daring melalui Zoom Meeting dan Youtube ITB Official. Kuliah umum tersebut menghadirkan Founder Kompasiana, Pepih Nugraha, dengan tema “Tantangan Menulis di Era Artificial Intelligence”.
Kehadiran Artificial Intelligence (AI) telah membawa tantangan baru dalam dunia kepenulisan. Pepih Nugraha menjelaskan bahwa AI seharusnya diposisikan sebagai alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia.
“Artificial Intelligence dapat membantu dalam penyimpanan, pengolahan, dan penyajian data, tetapi tidak menggantikan peran utama manusia dalam proses berpikir dan menulis secara mandiri,” ujarnya.
Beliau menyampaikan pentingnya nilai-nilai manusiawi yang tidak dapat digantikan oleh AI dalam proses menulis. Manusia memiliki keunggulan dalam menyampaikan pengalaman pribadi, mengungkapkan preferensi unik, dan mengeksplorasi kepakaran yang tidak biasa. Hal-hal ini menciptakan tulisan yang berjiwa dan mampu meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca. Oleh karena itu, di tengah kemajuan teknologi, manusia tetap memegang peran utama dalam mempertahankan nilai orisinalitas dan kreativitas dalam dunia kepenulisan.
“Tulisan yang baik tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga mencerminkan kepribadian dan cara pandang penulisnya,” ujarnya.
Pepih Nugraha juga menekankan bahwa manusia dan AI adalah dua entitas yang berbeda secara fundamental. AI dapat melengkapi kekurangan manusia, terutama dalam hal kecepatan dan akurasi pengolahan data. Namun, perbedaan utama antara keduanya terletak pada kemampuan manusia untuk memiliki kesadaran, naluri, dan intuisi yang tidak dapat dimiliki oleh AI.
Dalam konteks kepenulisan, AI dapat dimanfaatkan sebagai mitra kolaboratif yang mendukung proses kreatif manusia. Teknologi ini mampu membantu dalam berbagai aspek, seperti menyusun kerangka tulisan, mencari referensi, atau merapikan struktur naskah. Meski begitu, sentuhan manusia tetap menjadi elemen utama yang memberikan nilai tambah pada sebuah karya. Hal ini karena kemampuan manusia untuk menghadirkan perspektif personal, pengalaman emosional, serta intuisi yang tidak dapat digantikan oleh logika data yang dimiliki AI.
Kolaborasi antara manusia dan AI membuka peluang baru untuk menciptakan tulisan yang lebih kaya dan bermakna. Dengan memadukan kemampuan analitis AI dengan kreativitas serta ciri khas manusia, tulisan yang dihasilkan dapat menjadi lebih informatif sekaligus memiliki kedalaman emosional.
“Dalam ekosistem ini, AI tidak lagi menjadi ancaman, melainkan alat bantu yang memperkuat produktivitas dan inovasi dalam dunia kepenulisan,” tuturnya.
Sumber : itb.ac.id