Breakingnewsjabar.com – KABUPATEN TASIKMALAYA | Kondisi Terminal Singaparna di Kabupaten Tasikmalaya semakin memprihatinkan. Meskipun menjadi pusat aktivitas ratusan kendaraan angkutan umum setiap harinya, terminal ini justru terabaikan dan mengalami banyak kerusakan. Lubang besar yang menganga di berbagai sudut area terminal membuat pengemudi kesulitan serta merasa tidak aman saat melintas. Saat musim kemarau, debu beterbangan dan mengganggu kenyamanan, sementara pada musim hujan, kubangan air menjadi pemandangan yang tak terhindarkan. Akibatnya, banyak sopir angkutan umum yang enggan masuk ke terminal dan lebih memilih untuk menunggu penumpang (ngetem) di luar area.
“Percuma masuk juga, mobil malah jadi rusak,” keluh Ihin, seorang sopir angkot jurusan Singaparna – Leuwisari. Keluhan serupa juga dirasakan oleh para sopir dari jurusan lain seperti Singaparna – Salawu, Singaparna – Cimerah, hingga Singaparna – Kota Tasikmalaya. Mereka lebih memilih menghindari terminal yang dinilai sudah tidak layak pakai.
“Kalau musim kemarau ngebul (debu), kalau hujan becek. Sudah tidak ada pilihan, terminal Singaparna mah sekarang mah,” ujar Didin, sopir jurusan Singaparna – Cimerah. Selain jalanan berlubang, tumpukan sampah di berbagai sudut terminal menambah kesan kumuh. Beberapa bangunan juga tampak terbengkalai, termasuk bekas loket pembayaran retribusi yang mangkrak di pintu masuk belakang terminal.
Ironisnya, meskipun kondisi terminal dalam keadaan tidak terurus, petugas masih rutin menarik retribusi Terminal Pengangkutan Rakyat (TPR) dari para sopir angkutan umum. “Kalau TPR sehari saja tidak bayar langsung dikejar-kejar. Tapi terminalnya tidak pernah diperbaiki. Jadi buat apa bayar?” keluh salah seorang sopir dengan nada kecewa. Para sopir berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk memperbaiki fasilitas terminal agar kenyamanan dan keselamatan penumpang maupun pengemudi dapat kembali terjamin.
Sumber: https://kabarsingaparna.pikiran-rakyat.com/kabar-singaparna/pr-3239238509/terminal-singaparna-kian-rusak-parah-para-sopir-keluhkan-larinya-uang-retribusi